Patok Harga Maksimal Tes Swab Rp 900 Ribu, Pemerintah Siapkan Surat Edaran

Patok Harga Maksimal Tes Swab Rp 900 Ribu, Pemerintah Siapkan Surat Edaran

 

Tubuh Pemantauan Keuangan (BPK) mereferensikan Kementerian Kesehatan supaya membanderol harga swab-test (Tes PCR) optimal Rp 900 ribu.

Ini jadi salah satunya yang diulas dalam Rapat Paripurna Komite Pemercepatan Perlakuan Covid-19 serta Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang teratur dikerjakan setiap minggu.

Di pertemuan itu, Menteri Koordinator Bagian Perekonomian, Airlangga Hartarto menerangkan, Kemenkes akan membuat Surat Edaran tentang harga swab-test ini.

“Kelak setelah dipublikasikan oleh BPKP, Menteri Kesehatan akan membuat Surat Edaran,” kata Menko Airlangga dalam info yang diambil, Sabtu (3/10/2020).

Disamping itu, dari bagian perlakuan epidemi Komite PC-PEN menulis, Per 1 Oktober 2020, jumlah masalah usai isolasi Covid-19 di Indonesia (pulih) sekitar 218.487 masalah (Recovery Rate 75,03 %). Sesaat jumlah masalah wafat dengan verifikasi Covid-19 di Indonesia sekitar 10.856 masalah (Kasus Fatality Rate/CFR 3,73 %).

Data dari Kementerian Kesehatan memperlihatkan ada kenaikan kemampuan Tempat Tidur (TT) Isolasi, baik di Rumah Sakit (RS) Referensi atau RS Non-Rujukan dari bulan Maret 2020 s/d bulan September 2020.

Per 27 September 2020, keseluruhan kemampuan dengan cara nasional (TT Isolasi serta TT ICU) sebesar 45.481 TT, dengan keterisian sebesar 21.670 TT atau tingkat keterisian (Bed Occupancy Ratio-BOR) sebesar 47,65 %. Sedang data BOR di RSDC Wisma Olahragawan untuk Tower OTG sebesar 42,60 % serta untuk Tower Perawatan sebesar 79,30 %.

“Data memperlihatkan ada kenaikan kemampuan TT Isolasi serta TT ICU, baik di RS Referensi atau Non-Rujukan, hingga kemampuan sarana kesehatan cukup ada,” papar Menko Airlangga.

Ketua Komite Kebijaksanaan Perlakuan Covid-19 serta Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Airlangga Hartarto pastikan 36 juta jumlah vaksin Covid-19 akan ada di kuartal IV 2020.

Airlangga katakan, penyediaan jumlah vaksin untuk 160 juta orang akan dilaksanakan dengan cara setahap. Beberapa hal tehnis berkaitan penyediaan vaksin serta vaksinasi akan dipastikan lewat Ketentuan Presiden (Perpres), berikut dengan roadmap imunisasinya yang tengah disediakan.

“Ada tahapan-tahapan di kuartal IV 2020 direncanakan ada 36 juta jumlah vaksin, lantas kuartal I 2021 ada 75 juta jumlah, kuartal II ada 105 juta jumlah, kuartal III ada 80 juta jumlah serta kuartal IV ada 80 juta jumlah,” katanya dalam pertemuan wartawan virtual, Jumat (2/10/2020).

Sambungnya, 160 juta warga memerlukan minimal 320 sampai 370 juta vaksin Covid-19. Nanti, vaksin Covid-19 direncanakan akan disuntikkan ke warga umur produktif dari tenggang 19 tahun sampai 59 tahun.

Selanjutnya, vaksinasi akan diprioritaskan ke petugas garda depan dalam perlakuan Covid-19 lebih dulu. “Baik tenaga medis, tenaga kesehatan, TNI, Polri, Satpol PP serta diperhitungkan pasien yang comorbid,” katanya.

Vaksinasi massal kelak akan menyertakan sekitar 10.134 puskesmas, 2.877 rumah sakit. Selanjutnya pemerintah baik RS kementerian, TNI, Polri, Pemerintah Wilayah, dan faksi swasta serta 49 KKP (Kantor Kesehatan Dermaga) di daerah kerja semasing.

“Selanjutnya pemerintah akan mempersiapkan SDM, lantas berkaitan logistik baik fasilitas, penyimpanan, distribusi, training semua berdasar dari Kemenkes,” kata Airlangga.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sah pasarkan obat therapy pasien Covid-19 sejenis remdesivir generik di Indonesia. Pada step awal, Kalbe Farma mempersiapkan obat dengan brand Covifor ini sekitar 50 ribu jumlah.

“Untuk step awal seputar beberapa puluh ribu jumlah sampai prediksi 50 ribu unit,” kata President Director Kalbe, Vidjongtius ke merdeka.com, Jakarta, Jumat (2/10/2020).

Vidjongtius menjelaskan sekarang ini Kalbe Farma sedang kumpulkan data pasar untuk pengadaan obat Covid-19. Faksinya melakukan koalisi dengan faksi berkaitan untuk jumlah penyediaan seterusnya.

“Keseluruhannya kami sedang mengumpulkan data pasar untuk dikonsolidasikan jumlah kebutuhannya,” katanya.

Walau Covifor siap dialokasikan ke beberapa daerah Indonesia, tetapi obat ini cuman dapat membeli memakai resep dokter. “Harus dengan resep dokter langsung di dalam rumah sakit saja,” sambung Vidjongtius.

Kalbe Farma cuman membagikan obat Covid-19 ini ke rumah sakit sebab obat ini berbentuk kedaruratan. Hingga pastinya membutuhkan resep dokter untuk pemakaianya.

Author Image
Chloe Curtis